Gabungan 5 Divisi, Himaproter Fakultas Peternakan IPB Edukasi Penanganan Pra dan Pasca Penyembelihan Hewan Qurban di Desa Neglasari
Minggu (28/04), Himaproter Fakultas Peternakan IPB University Menyelenggarakan Himaproter Mengabdi x Pelatihan Akbar di Desa Neglasari dengan tema “Standar Penanganan Pra dan Pasca Penyembelihan Hewan Qurban”.
Menariknya, kegiatan ini merupakan program kerja dari gabungan 5 divisi Himaproter. Sultan Halim Faturohman, selaku ketua pelaksana menuturkan bahwa awalnya kegiatan tiap divisi dipisah-pisah. Divisi pemeliharaan (unggas, ruminansia, serta non ruminansia dan satwa harapan), ketiga divisi ini digabungkan dengan divisi P3 pengolahan ternak dan 4 divisi ini bekerjasama dengan divisi pengembangan masyarakat. Kegiatan ini kemudian dibuat menjadi kegiatan besar yang dinamakan Pelatbar x Himaporter Mengabdi.
Sambutan oleh kepala departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) IPB University, Prof. Dr.agr, Asep Gunawan, S.Pt., M.sc. diwakilkan oleh Muhamad Arifin, S.Pt. M.Si. sebagai pembina Himaproter menjadi pembuka acara ini.
Materi pra penyembelihan disampaikan oleh Dr. Bramada Winiar Putra, S.Pt., M.Si. dan memiliki relevansi dengan dinamika pelaksanaan qurban hari raya idul adha. Dr. Bramada mengatakan, “Bagus jika desa ini telah menerapkan kesehatan hewan. Sebelum dipotong ternak itu harus diperiksa oleh dinas dan suratnya itu harus disimpan sebagai bukti sudah diperiksa.”
Menurut salah satu masyarakat desa yang berpengalaman menyembelih di lapangan, cara menyembelih memiliki beberapa tahapan. Sebelum dipotong domba direbahkan dan diarahkan ke kiblat sambil membaca takbir 3 kali atau 9 kali. Sarannya saat memotong domba lebih baik tidak bernafas. Menurutnya hal tersebut dapat merubah citra rasa domba. Selain itu, urat nadinya harus dipastikan terpotong, sehingga harus ada yang menyaksikan. Setelah itu baca doa kembali.
Dr. Bramada juga menekankan agar jeroan domba dicuci di pancuran mata air dan tidak membuangnya ke sungai. Menurutnya hal ini penting untuk disampaikan agar masyarakat tidak terkena wabah PMK seperti yang pernah terjadi di daerah lain.
“Dengan adanya mahasiswa Himaproter disini ada kegiatan pelatihan cara mengolah daging, cara memotong, alhamdulilah ibu-ibu dan bapak-bapaknya senang menambah ilmu, seperti cara pembuangan jeroan. Sesudah pelatihan itu, insyaallah karena sebentar lagi mau ada idul adha, jeroan tidak lagi dibuang ke kali, tetapi ke kebun atau sawah supaya menjadi pupuk,” tutur Onasih, ketua kelompok domba di salah satu kampung Desa Neglasari.
Materi pasca penyembelihan sendiri disampaikan oleh Muhamad Arifin, S.Pt. M.Si. yaitu bagaimana penanganan dan pengolahan daging qurban yg aman dan sehat. Arifin menegaskan juga untuk menerapkan Asuh, “Asuh adalah aman, sehat, utuh, dan halal. Prinsip asuh ini perlu diterapkan dalam pengolahan daging qurban.”
Tidak hanya materi pra dan pasca qurban saja yang diberikan kepada masyarakat, Himaproter juga melakukan demonstrasi membuat sate daging domba, “Enzim papain yg ada di daun pepaya dapat membantu daging agar tidak alot atau bisa menggunakan parutan nanas dalam daging yang sudah direndam, sehingga daging menjadi lembut,” ujar Sultan ketika melakukan demonstrasi.
Adanya kegiatan ini Ketua Pelaksana menyampaikan banyak harapan. “Materi yang kami sampaikan bisa berguna untuk kurban nanti mengingat kami anak peternakan, kami ingin berkontribusi kepada masyarakat soal hewan ternak. Kebetulan dua bulan lagi akan diadakan idul adha, kami mengambil tema penanganan pra dan pasca hewan qurban. Harapannya input yang kami berikan dapat bermanfaat bagi masyarakat di Desa Neglasari, apalagi sudah mengundang pemateri yang ahli di bidangnya,” harapnya.
***
Reporter: Rosita
Fotografer: Raihan Putra Kirana, Vania Khairunnisa
Editor: Rosita